Selasa, 05 Agustus 2014

TELAAH JURNAL KALAM



TELAAH INTAN PRAMADHITA TENTANG PERMAINAN GENDER DALAM DUA KARYA “ASIA”
Oleh : Indri Zikria Oktaviani (1112013000060)

Timur dan Barat merupakan dua dunia yang saling berseberangan menurut kebanyakan orang. Mengutip dari Edward Said, Intan menyimpulkan bahwa Timur kerap dipandang penuh dengan stereotipe negatif ; pasif, irasional, terbelakang. Sedangkan Barat memandang dirinya sendiri  berseberangan dengan Timur ; aktif, rasional, progresif. Akan tetapi seiring dengan peradaban yang semakin modern, kemajuan teknologi telah mengaburkan batas-batas dua dunia tersebut. Dalam Shanghai Baby, Shanghai digambarkan sebagai kota kosmopolitan dimana di dalamnya nilai-nilai Barat dan Timur bercampur aduk. Sementara dalam Andrew ad Joey, Bali digambarkan sebagai kota yang yang sangat eksotis, longgar akan nilai-nilai dan fenomena akan homoseksualitas. Intan Paramadhita menganalisis kedua novel tersebut menggunakan pendekatan mimetik, dimana modernisasi mewarnai kehidupan Barat dan Timur pada abad ke-21. Dengan latar belakang itulah Intan mencoba melihat keterhubungan Barat dan Timur yang diangkat dalam kedua novel tersebut, serta mengupas bagaimana gender digunakan oleh kolonialisme untuk kekuasaan.
Andrew and Joey : perkenalan
            Di awal jurnalnya, Intan menganalisis Andrew and Joey karya Jamie Jams menggunakan pendekatan ekspresif, dimana dijelaskan bahwa Jams terinspirasi oleh novel Pamela karya Samuel Richardson, yang memprakarsai teknik penceritaan lewat surat. Itulah sebabnya Jams memanfaatkan e-mail sebagai teknik penceritaan dalam novelnya. Hal tersebut menunjukkan betapa modernnya novel ini karena pada saat itu e-mail sedang populer dikalangan masyarakat. Selanjutnya Intan mulai menceritakan sinopsis Andrew and Joey, yakni mengisahkan cinta segitiga pasangan homoseks antara Andrew, Joey dan Wayan dalam bentuk kumpulan e-mail. Novel ini menggunakan sudut pandang orang ketiga, dimana para tokohnya bercerita tentang keindahan Bali melalui e-mail yang dikirim untuk temannya dengan menggunakan kata ganti I.
         Dalam Andrew and Joey, Bali digambarkan sebagai “the most gorgeous, romantic place on earth”, penuh dengan kebebasan. Andrew terkejut karena banyak lelaki kulit putih yang menggandeng lelaki Indonesia. Eksotisme Bali diangkat secara berlebihan. Homoseksual pun dibabat habis oleh Jams, sehingga menjadi tema dalam novel ini. Ini merupakan bukti lain bahwa novel ini kental dengan modernitas.


Shanghai dalam era modernisasi
           Sekarang mari kita lihat bagaimana terjadinya persimpangan Timur dan Barat. Intan menggunakan pendekatan mimetik di awal pembahasannya mengenai Shanghai Baby. Ia menjelaskan tentang kontroversi Shanghai Baby pada saat pemunculannya, yakni adanya tarik menarik antara tradisi dan modernitas. Shanghai Baby menyodorkan pornografi dan degradasi moral serta melenceng dari latar belakang sejarah budaya Cina. Inilah yang menjadi penyebab mengapa pada tahun 1999 Pemerintah Cina membakar Shanghai Baby. Namun pembakaran ini justru menjadikan Wei Hui fenomenal, Shanghai Baby international bestseller. Ini membuktikan bahwa arus modernitas tidak bisa dicegah bagaimaapun bentuk kekangannya.
         Shanghai Baby, mengisahkan cinta segitiga antara Coco, Tian-Tian, dan Mark. Dalam novel ini, dijelaskan bahwa terjadi perpaduan budaya Cina dan Barat di Shanghai. Novel ini juga menampilkan bagaimana Orientalisme menjadi sesuatu yang eksotis dan bahkan berusaha dibangkitkan lagi di tengah Shanghai yang modern, yang sedang memasuki westernisasi gelombang kedua. Tokoh-tokoh yang hidup di Shanghai digambarkan oleh Wei Hui sudah sangat Barat dengan pola pikir yang materialistis dan gemar berganti-ganti pasangan. Padahal Shanghai yang sebenarnya ialah yang berisi orang-orang yang sudah kuno, tidak memiliki banyak uang. Dapat kita lihat bagaimana Intan menggunakan latar diskotek untuk mengupas masalah kekuasaan, dimana dikatakan dalam novel tersebut bahwa perempuan Cina memiliki “nilai jual” dan target mereka adalah laki-laki kulit putih. Jelas terlihat bahwa Barat memiliki kuasa dan daya beli, bisa memilih apapun yang diinginkan. Sedangkan Timur hanya sebagai penyedia produk. Bali dan gender
        Pendeskripsian gender juga dibahas Intan melalui penokohan, dimana ia berpendapat bahwa Joe berada di wilayah maskulin dikarenakan dalam novel tersebut Joey sangat ambisius dan “penuh vitalitas”. Sedangkan Andrew berada di wilayah feminin, melihat dari kepribadian Andrew yang senang mendekorasi rumah dan membuat kue. Terlihat pula bagaimana Bali dipersonifikasikan oleh Wayan, yang sama-sama elok dan eksotis, sama-sama berada di wilayah feminin. Hubungan Wayan dengan Joey yang didasari gender itu dapat dianalogikan hubungan Barat dan Timur. Meskipun posisi Wayan sangat penting dalam kisah percintaan segitiga homoseks tersebut, Wayan tidak memiliki kuasa dalam jalinan e-mail yang membangun novel. Hal ini jelas menunjukkan bahwa Bali terlepas dari dunia yang sesungguhnya, yakni dunia modern yang disimbolkan oleh e-mail. Bali juga  menjadi The Other di luar sistem konvensional yang modern dan realistis.
Intan mengupas lebih dalam tentang gender, dimana maskulin memiliki wilayah aturan simbolis yang sulit untuk dimasuki. Selanjutnya, ia terus menunjukkan bagaimana sosok Wayan dihubung-hubungkan dengan feminin dalam Andrew and Joe. Berangkat dari e-mail yang dikirim Pamela dan Erica (teman Andrew dan Joe) yang mengatakan bahwa Wayan telah mengguna-guna Joe, menunjukkan adanya mistisme dan irasionalitas yang bertabrakan dengan modernisasi. Hal ini semakin menguatkan Intan untuk menyimpulkan bahwa Wayan atau Bali merupakan Timur yang memiliki sifat feminin.
Maskulinitas dan feminitas : materialisme dan spiritualisme
Karakter Coco dalam Shanghai Baby dianggap mewakili Shanghai modern; kritis, pemberani, memiliki daya tarik seksual yang tinggi. Sangat bertolak belakang dengan karakter Tian-Tian; sensitif, spiritual, tidak menonjol. Mark memiliki karakter yang bertolak belakang dengan Tian-Tian; sangat maskulin dengan kemampuan seks, kesuksesan dalam karir, serta sifatnya yang selalu ingin mendapatkan segala sesuatu yang ia inginkan. Feminitas Tian-Tian dan maskulinitas Mark saling tarik-menarik dalam diri Coco karena disebutkan Coco sulit melepaskan keduanya. Intan beranggapan bahwa hubungan Coco dengan kedua lelaki tersebut menjadi metafora bagi posisi Shanghai (Asia) yang berada di tengah-tengah, tarik-menarik antara Timur dan Barat. Maskulinitas melekat pada diri Mark yang selalu bisa memuaskan Coco. Berbeda dengan Tian-Tian yang mengalami impotensi sehingga Coco tidak merasakan kepuasan seks dengannya. Akan tetapi Coco sangat mencintainya karena Tian-Tian begitu tenang, penyejuk jiwa Coco, bukan tubuh. Ini membuktikan bahwa Barat identik dengan materialisme sementara Timur identik dengan spiritualisme. Ini didasarkan pada Mark yang mewakili hal-hal fisik, Tian-Tian mewakili hal-hal non fisik. Disimpulkan bahwa Mark dan Tian-Tian merupakan simbol Barat dan Timur yang juga menunjukkan kutub antara maskulin dan feminin. Diakhir, Coco tidak bisa memilih apakah Mark atau Tian-Tian. Realitanya, Wei Hui selalu menuliskan Shanghai modern sebagai “zaman materi” dimana yang mampu bertahan adalah segala sesuatu yang modern, ambisus, keras, maskulin. Sementara Shanghai oriental yang bersifat eksotis, dan feminin akan segera punah.
Simpulan
Gender memang memaknai hubungan Timur dan Barat yang bersfat hierarkis. Dalam Andrew and Joey, di akhir cerita dikatakan Joey kembali ke Bali dan bersenang-senang dengan beberapa lelaki yang berbeda. Menurut Intan, novel ini ingin menunjukkan bahwa sampai akhir cerita, Joey tidak mau sadar dari mimpinya; bahwa Bali adalah sebuah fantasi yang akan terkatung-katung bila harus berjalan searah mengikuti arus modernitas.
Sementara itu, Intan menyimpulkan bahwa Shanghai Baby menyiratkan kegamangan Shanghai (Coco) yang terus berada di tengah-tengah, tidak condong kemana-mana. Ia bukan Barat (Mark) dan tidak sepenuhnya menunjukkan konsep bahwa dirinya Timur (Tian-Tian). Di akhir cerita Coco tidak mendapatkan siapa-siapa. Tian-Tian meninggal karena obat-obatan terlarang, sedangkan Mark harus kembali ke Jerman. Cerita ditutup dengan kalimat pertanyaan Coco terhadap dirinya sendiri “Who am I?”. Intan beranggapan bahwa pertanyaan itu merupakan introspektif Shanghai untuk menegaskan diri sendiri di tengah punahnya budaya Timur dan invansi Barat.
Terakhir, Intan menggunakan pendekatan ekspresif, dimana dijelaskan bahwa kedua pengarang menciptakan novel-novel tersebut berangkat dari dua ideologi yang berbeda. Jamie Jams menempatkan Andrew and Joey pada posisi dimana Barat memandang Timur secara eksotis dan tradisional. Sementara Wei Hui dalam Shanghai Baby menghadapkan pembaca dalam pencarian identitas Timur di era modern, saat pertemuan budaya Timur dan Barat mengaburkan identitas tersebut.
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar