TELAAH
INTAN PRAMADHITA TENTANG PERMAINAN GENDER DALAM DUA KARYA “ASIA”
Oleh
: Indri Zikria Oktaviani (1112013000060)
Timur dan Barat merupakan
dua dunia yang saling berseberangan menurut kebanyakan orang. Mengutip dari
Edward Said, Intan menyimpulkan bahwa Timur kerap dipandang penuh dengan
stereotipe negatif ; pasif, irasional, terbelakang. Sedangkan Barat memandang
dirinya sendiri berseberangan dengan
Timur ; aktif, rasional, progresif. Akan tetapi seiring dengan peradaban yang
semakin modern, kemajuan teknologi telah mengaburkan batas-batas dua dunia
tersebut. Dalam Shanghai Baby, Shanghai
digambarkan sebagai kota kosmopolitan dimana di dalamnya nilai-nilai Barat dan
Timur bercampur aduk. Sementara dalam Andrew
ad Joey, Bali digambarkan sebagai kota yang yang sangat eksotis, longgar
akan nilai-nilai dan fenomena akan homoseksualitas. Intan Paramadhita
menganalisis kedua novel tersebut menggunakan pendekatan mimetik, dimana
modernisasi mewarnai kehidupan Barat dan Timur pada abad ke-21. Dengan latar
belakang itulah Intan mencoba melihat keterhubungan Barat dan Timur yang
diangkat dalam kedua novel tersebut, serta mengupas bagaimana gender digunakan
oleh kolonialisme untuk kekuasaan.
Andrew and Joey : perkenalan
Di
awal jurnalnya, Intan menganalisis Andrew
and Joey karya Jamie Jams menggunakan pendekatan ekspresif, dimana
dijelaskan bahwa Jams terinspirasi oleh novel Pamela karya Samuel Richardson, yang memprakarsai teknik
penceritaan lewat surat. Itulah sebabnya Jams memanfaatkan e-mail sebagai teknik penceritaan dalam novelnya. Hal tersebut
menunjukkan betapa modernnya novel ini karena pada saat itu e-mail sedang populer dikalangan
masyarakat. Selanjutnya Intan mulai menceritakan sinopsis Andrew and Joey, yakni mengisahkan cinta segitiga pasangan homoseks
antara Andrew, Joey dan Wayan dalam bentuk kumpulan e-mail. Novel ini menggunakan sudut pandang orang ketiga, dimana
para tokohnya bercerita tentang keindahan Bali melalui e-mail yang dikirim untuk temannya dengan menggunakan kata ganti I.
Dalam
Andrew and Joey, Bali digambarkan
sebagai “the most gorgeous, romantic
place on earth”, penuh dengan kebebasan. Andrew terkejut karena banyak
lelaki kulit putih yang menggandeng lelaki Indonesia. Eksotisme Bali diangkat
secara berlebihan. Homoseksual pun dibabat habis oleh Jams, sehingga menjadi
tema dalam novel ini. Ini merupakan bukti lain bahwa novel ini kental dengan
modernitas.
Shanghai
dalam era modernisasi
Sekarang
mari kita lihat bagaimana terjadinya persimpangan Timur dan Barat. Intan
menggunakan pendekatan mimetik di awal pembahasannya mengenai Shanghai Baby. Ia menjelaskan tentang
kontroversi Shanghai Baby pada saat
pemunculannya, yakni adanya tarik menarik antara tradisi dan modernitas. Shanghai Baby menyodorkan pornografi dan
degradasi moral serta melenceng dari latar belakang sejarah budaya Cina. Inilah
yang menjadi penyebab mengapa pada tahun 1999 Pemerintah Cina membakar Shanghai Baby. Namun pembakaran ini
justru menjadikan Wei Hui fenomenal, Shanghai
Baby international bestseller. Ini membuktikan bahwa arus modernitas tidak
bisa dicegah bagaimaapun bentuk kekangannya.
Shanghai Baby, mengisahkan cinta
segitiga antara Coco, Tian-Tian, dan Mark. Dalam novel ini, dijelaskan bahwa
terjadi perpaduan budaya Cina dan Barat di Shanghai. Novel ini juga menampilkan
bagaimana Orientalisme menjadi sesuatu yang eksotis dan bahkan berusaha
dibangkitkan lagi di tengah Shanghai yang modern, yang sedang memasuki
westernisasi gelombang kedua. Tokoh-tokoh yang hidup di Shanghai digambarkan
oleh Wei Hui sudah sangat Barat dengan pola pikir yang materialistis dan gemar
berganti-ganti pasangan. Padahal Shanghai yang sebenarnya ialah yang berisi
orang-orang yang sudah kuno, tidak memiliki banyak uang. Dapat kita lihat
bagaimana Intan menggunakan latar diskotek untuk mengupas masalah kekuasaan,
dimana dikatakan dalam novel tersebut bahwa perempuan Cina memiliki “nilai
jual” dan target mereka adalah laki-laki kulit putih. Jelas terlihat bahwa
Barat memiliki kuasa dan daya beli, bisa memilih apapun yang diinginkan.
Sedangkan Timur hanya sebagai penyedia produk. Bali dan gender
Pendeskripsian
gender juga dibahas Intan melalui penokohan, dimana ia berpendapat bahwa Joe
berada di wilayah maskulin dikarenakan dalam novel tersebut Joey sangat
ambisius dan “penuh vitalitas”. Sedangkan Andrew berada di wilayah feminin,
melihat dari kepribadian Andrew yang senang mendekorasi rumah dan membuat kue.
Terlihat pula bagaimana Bali dipersonifikasikan oleh Wayan, yang sama-sama elok
dan eksotis, sama-sama berada di wilayah feminin. Hubungan Wayan dengan Joey
yang didasari gender itu dapat dianalogikan hubungan Barat dan Timur. Meskipun
posisi Wayan sangat penting dalam kisah percintaan segitiga homoseks tersebut,
Wayan tidak memiliki kuasa dalam jalinan e-mail
yang membangun novel. Hal ini jelas menunjukkan bahwa Bali terlepas dari
dunia yang sesungguhnya, yakni dunia modern yang disimbolkan oleh e-mail. Bali juga menjadi The
Other di luar sistem konvensional yang modern dan realistis.
Intan mengupas lebih dalam
tentang gender, dimana maskulin memiliki wilayah aturan simbolis yang sulit
untuk dimasuki. Selanjutnya, ia terus menunjukkan bagaimana sosok Wayan dihubung-hubungkan
dengan feminin dalam Andrew and Joe.
Berangkat dari e-mail yang dikirim
Pamela dan Erica (teman Andrew dan Joe) yang mengatakan bahwa Wayan telah
mengguna-guna Joe, menunjukkan adanya mistisme dan irasionalitas yang
bertabrakan dengan modernisasi. Hal ini semakin menguatkan Intan untuk
menyimpulkan bahwa Wayan atau Bali merupakan Timur yang memiliki sifat feminin.
Maskulinitas dan feminitas :
materialisme dan spiritualisme
Karakter Coco dalam Shanghai Baby dianggap mewakili Shanghai
modern; kritis, pemberani, memiliki daya tarik seksual yang tinggi. Sangat
bertolak belakang dengan karakter Tian-Tian; sensitif, spiritual, tidak
menonjol. Mark memiliki karakter yang bertolak belakang dengan Tian-Tian;
sangat maskulin dengan kemampuan seks, kesuksesan dalam karir, serta sifatnya
yang selalu ingin mendapatkan segala sesuatu yang ia inginkan. Feminitas
Tian-Tian dan maskulinitas Mark saling tarik-menarik dalam diri Coco karena
disebutkan Coco sulit melepaskan keduanya. Intan beranggapan bahwa hubungan
Coco dengan kedua lelaki tersebut menjadi metafora bagi posisi Shanghai (Asia)
yang berada di tengah-tengah, tarik-menarik antara Timur dan Barat.
Maskulinitas melekat pada diri Mark yang selalu bisa memuaskan Coco. Berbeda
dengan Tian-Tian yang mengalami impotensi sehingga Coco tidak merasakan
kepuasan seks dengannya. Akan tetapi Coco sangat mencintainya karena Tian-Tian
begitu tenang, penyejuk jiwa Coco, bukan tubuh. Ini membuktikan bahwa Barat
identik dengan materialisme sementara Timur identik dengan spiritualisme. Ini
didasarkan pada Mark yang mewakili hal-hal fisik, Tian-Tian mewakili hal-hal
non fisik. Disimpulkan bahwa Mark dan Tian-Tian merupakan simbol Barat dan
Timur yang juga menunjukkan kutub antara maskulin dan feminin. Diakhir, Coco
tidak bisa memilih apakah Mark atau Tian-Tian. Realitanya, Wei Hui selalu
menuliskan Shanghai modern sebagai “zaman materi” dimana yang mampu bertahan
adalah segala sesuatu yang modern, ambisus, keras, maskulin. Sementara Shanghai
oriental yang bersifat eksotis, dan feminin akan segera punah.
Simpulan
Gender memang memaknai
hubungan Timur dan Barat yang bersfat hierarkis. Dalam Andrew and Joey, di akhir cerita dikatakan Joey kembali ke Bali dan
bersenang-senang dengan beberapa lelaki yang berbeda. Menurut Intan, novel ini
ingin menunjukkan bahwa sampai akhir cerita, Joey tidak mau sadar dari
mimpinya; bahwa Bali adalah sebuah fantasi yang akan terkatung-katung bila
harus berjalan searah mengikuti arus modernitas.
Sementara itu, Intan
menyimpulkan bahwa Shanghai Baby
menyiratkan kegamangan Shanghai (Coco) yang terus berada di tengah-tengah,
tidak condong kemana-mana. Ia bukan Barat (Mark) dan tidak sepenuhnya
menunjukkan konsep bahwa dirinya Timur (Tian-Tian). Di akhir cerita Coco tidak
mendapatkan siapa-siapa. Tian-Tian meninggal karena obat-obatan terlarang,
sedangkan Mark harus kembali ke Jerman. Cerita ditutup dengan kalimat
pertanyaan Coco terhadap dirinya sendiri “Who
am I?”. Intan beranggapan bahwa pertanyaan itu merupakan introspektif
Shanghai untuk menegaskan diri sendiri di tengah punahnya budaya Timur dan
invansi Barat.
Terakhir, Intan menggunakan
pendekatan ekspresif, dimana dijelaskan bahwa kedua pengarang menciptakan
novel-novel tersebut berangkat dari dua ideologi yang berbeda. Jamie Jams
menempatkan Andrew and Joey pada
posisi dimana Barat memandang Timur secara eksotis dan tradisional. Sementara
Wei Hui dalam Shanghai Baby menghadapkan
pembaca dalam pencarian identitas Timur di era modern, saat pertemuan budaya
Timur dan Barat mengaburkan identitas tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar